Thailand Muslims Killed



Thai Muslims suffocated to death in custody

Tuesday 26 October 2004, 18:23 Makka Time, 15:23 GMT

At least 78 people have died in southern Thailand, many of them crushed and suffocated after they were arrested and packed tightly into trucks, officials said on Tuesday.

Read more ..


Scores of Thai Muslims Killed in Police Custody

BANGKOK, October 26 (IslamOnline.net & News Agencies) – Some 78 Muslim protestors were confirmed killed Tuesday, October 26, while in police detention, bringing the death toll from clashes that erupted in southern Thailand a day earlier to at least 84.

Read more ..


At Least 78 Die After Thailand Riot
03:21 PM EST - October 26, 2004
The Associated Press

PATTANI, Thailand
At least 78 Muslim detainees suffocated or were crushed to death after police rounded up 1,300 people and packed them into trucks following a riot in southern Thailand. Islamic leaders accused troops Tuesday of overreacting and warned the deaths could worsen sectarian violence.

Read more ..

Thai authorities insist they handled the Muslim protest peacefully, but images and the high death toll give another version. (AFP)

More photos ..

a-Ilahun Ma'a Allah?
Can there be another god besides Allah?



"Or, Who has created the heavens and the earth, and Who sends you down rain from the sky? Yea, with it We cause to grow well-planted orchards full of beauty of delight: it is not in your power to cause the growth of the trees in them. (Can there be another) god besides Allah. Nay, they are a people who swerve from justice.

Or, Who has made the earth firm to live in; made rivers in its midst; set thereon mountains immovable; and made a separating bar between the two bodies of flowing water? (can there be another) god besides Allah. Nay, most of them know not.

Or, Who listens to the (soul) distressed when it calls on Him, and Who relieves its suffering, and makes you (mankind) inheritors of the earth? (Can there be another) god besides Allah. Little it is that ye heed!

Or, Who guides you through the depths of darkness on land and sea, and Who sends the winds as heralds of glad tidings, going before His Mercy? (Can there be another) god besides Allah.- High is Allah above what they associate with Him!

Or, Who originates creation, then repeats it, and who gives you sustenance from heaven and earth? (Can there be another) god besides Allah. Say, "Bring forth your argument, if ye are telling the truth!

Say: None in the heavens or on earth, except Allah, knows what is hidden: nor can they perceive when they shall be raised up (for Judgment).

Still less can their knowledge comprehend the Hereafter: Nay, they are in doubt and uncertainty thereanent; nay, they are blind thereunto!" (27:60-66)

33.3333% of Ramadhan is Gone

33.3333% dari Ramadhan pada tahun ini dah berlalu dan tidak kan datang kembali buat selama lamanya. Have we harvested enough fruits for the whole 11 months to come?

Madrasah tarbiyyah Ramadhan adalah madrasah tarbiyyah tahunan. Jika kita tidak serius dan ambil sambil lewa maka impaknya mungkin akan kita rasai sepanjang tahun.

Mungkin ada di antara kita yang mengeluh, *sigh* Ramadhan di US bagaikan tiada Ramadhan, tak dapat nak kecapi ruh Ramadhan langsung seperti di Malaysia. Puasa di sini hambar sedangkan homework, projects dan assignments terus sahaja menggunung.

Ketenangan ada di sini
Tak jumpa kerana kau tak menghayati
Kebahagiaan tersirat di hati
Tak rasa kerana kau tak mencari

Sedarlah bahawa ruh Ramadhan itu selalu sahaja on air. It all depends on us whether we strive the effort to tune in to the right frequency or not. Jangan disebabkan kita silap tune frequency atau disebabkan receptor hati kita yang dah rosak lagi berkarat kita salahkan ruh Ramadhan dah tidak wujud. Seperti orang yang tidak pandai menari, tapi disalahkan lantai yang bergoyang.

*Borrowing some engineering terms if you may* Hari ini usai sudah hari ke-10 Ramadhan. Jika pada saat ini kita masih tidak dapat nak tune in ke frequency Ramadhan, maka ada baiknya dicuba untuk mengaplikasikan filter bagi membuang segala noise yang mengkaburi channel langsung kita ke dimensi samawi.

Sememangnya dosa itu menggelapkan mata hati dari melihat yang haq dan dari melihat Al-Haq. Jauhkan diri dari beban dosa nescaya insha Allah kita akan dapati diri kita lebih ringan untuk melakukan ibadah.

For verily, Ramadhan is a special window in time that connects us to Allah and the heavenly attributes.

Ramadhan awwaluha rahmah, wa awsatuha maghfirah, wa aakhiruha itqun min an-naar.

Friendship



Hari itu datang lagi, di mana kau bertikam lidah dengannya. Masing masing berpura pura seperti tiada apa yang berlaku dan ia hanyalah perkara yang kecil, namun jauh di sudut hati wujud satu perasaan yang tidak senang. Terkadang, tanpa disedari sedikit bahasa lisan itu lebih mengguriskan hati berbanding bahasa badan. Dan hati kecil itu menangis, ia berdarah kembali.

Bagaimana menukar hubungan yang wujud di dalamnya bibit permusuhan menjadi sahabat yang intim? Lawan menjadi kawan? Anda rasa perkara itu mustahil? Percaya atau tidak, sebenarnya ada tips untuk peroleh perkara tersebut. Dan tips ini Allah swt sendiri yang rakamkan di dalam al-Qur'an:

"The good deed and evil deed cannot be equal. Repel (the evil) with one which is better. Then verily he, between who and you there was enmity, (will become) as though he was an intimate friend." (41:34)

I love you for the sake of Allah.

Tired?



"And slacken not in following up the enemy: If ye are suffering hardships, they are suffering similar hardships; but ye have Hope from Allah, while they have none. And Allah is full of knowledge and wisdom." (4:104)

Tahapan-tahapan Muslim
Hablun Min At-Televiziyyun



Whether we like it or not, let's face it that muslims today know more about superman and his 'supernatural' abilities rather than knowing who Abdullah ibn Mas'ud is. And yes, one of the external reason is the syaitan sitting right in your living room disguising as a harmless black box.

And tiba tiba dengan muka innocent kita akan bertanya, "sebab apa muslims hari ini jauh dari al-Qur'an, ditindas oleh musuh-musuh Islam, berakhlak dengan akhlak yang mengaibkan dan terpaksa hidup di bawah pemerintah yang korup?".

I mean .. hellooooooo.

Well, here's a list of tahapan tahapan muslim and their hablun min at-televiziyyun stage. Try and gauge at which stage you are in right now AND to what stage you want to be in.

Level 1

To hold a special deep love for TV in his/her heart. Spends three hours or more in front of the screen.

The effect? His/her mind is intoxicated and shaped up by the TV. TV becomes his/her life.
* My comments - c'mon .. have a life! call 911. you are sick.

Level 2

Only watches certain episodes. Sometimes his/her daily schedule is architectured based on that particular TV program. Once in a while, if he/she happens to switch on the TV and an interesting program comes up .. you can't take him/her out of the chair; he/she is glued!

The effect? He/she's high on TV. It becomes his/her daily 'supplement'.
* My comments - you are what you eat.

Level 3

He/She has TV at home, but only his/her household watches it. He/She refrains because he/she is afraid of Allah.

The effect? You'll start to have a blissed life.
* My comments - you want to have a more blessed life? For God's sake .. just throw it off from the balcony!

Level 4

He/She throws the TV from his/her balcony.

The effect? People will think that he/she was mad/possesed/following a cult.
* My comments - didn't the rasul pbuh and the sahabah faced the same allegations?

Level 5

He/She tells his/her friends AND the whole world AND the entire galaxy about the evil effects of the TV.

The effect? Almost all the people on earth would not believe a single word he/she says and would degrade him/her calling him/her backwards.
* My comments - but the ones in the heavens are praising him/her. and he/she is not backwards but way more futuristic than any other people on earth (in planning for the 'future' and afterlife).

Level 6

He/She is tired of talking but sets up an Islamic TV Network.

The effect? You'll become a mujaddid (reformer).
* My comments - now that's when i say .. you'll rock the world habibi!!

Bertilawah dengan Ayat-ayat Allah



Bismillah wa alhamdu lillah wa assolaatu wa assalaamu 'ala rasulillah

Apakah misi utama para rasul?

Menurut beberapa ulama' salah seorangnya Shaykh Sa'd Hawwa hA, misi utama bagi para anbiya' dan rusul boleh disimpulkan dalam satu ayat:

"It is He Who has sent amongst the Unlettered an apostle from among themselves,
1. to rehearse to them His Signs (yatlu 'alayhim ayaatihi)
2. to sanctify them, and (wa yuzakkeehim)
3. to instruct them in Scripture and Wisdom, (wa yu'allimuhum al-kitaab wa al-hikmah)
- although they had been, before, in manifest error" (62:2)

Usaha transformasi dari kegelapan kepada cahaya telah diterangkan oleh Allah dengan tiga komponen utama:
1. Bertilawah dengan ayat Allah
2. Melakukan tazkiyyah
3. Mengajarkan al-Kitab dan Hikmah

Pemaduan Tiga Elemen

Shaykh Sa'id Hawwa hA mengatakan, jika ketiga-tiga konsep ini berpadu dalam diri seorang muslim nescaya dia telah menjadi manusia paripurna atau insan kamil.

Pada kebiasaannya, tahapan seseorang itu berbeda-beda, ada yang memiliki dalam dirinya satu komponen sahaja, ada yang memiliki dua komponen. Memang secara realiti, jarang sekali ketiga-tiga komponen ini berkumpul sekaligus dalam diri individu.

Ada diantara kita yang begitu lembut hatinya kesan dari tazkiyyah, tetapi ilmu deennya amat kurang sekali. Ada pula yang sudah belajar ilmu agama ke tahap yang orang lain amat cemburui, namun hatinya keras sekali. Ada pula yang tazkiyyahnya terpelihara dan ilmunya penuh di dada, sayangnya hanya mahu menyendiri dan tidak ada kemahiran serta kemahuan untuk mengajarkannya kepada orang lain.

Mana Satukah yang Utama?

Di dalam al-Qur'an, ayat yang berhubung dengan misi utusan Allah ini ada disebutkan di beberapa tempat. Ia bermula dengan kisah Nabi Ibrahim a.s. di mana ia berdoa untuk kemaslahatan manusia sejagat:

"Our Lord! send amongst them a Messenger of their own, who shall:
1. rehearse Thy Signs to them and
2. instruct them in scripture and wisdom, and
3. sanctify them
For Thou art the Exalted in Might, the Wise." (2:129)

Allah mengabulkan doa Nabi Brahim a.s. Namun kita perhatikan bahawa urutan yang Allah berikan adalah berbeza:

"Allah did confer a great favour on the believers when He sent among them an apostle from among themselves,
1. rehearsing unto them the Signs of Allah,
2. sanctifying them, and
3. instructing them in Scripture and Wisdom,
while, before that, they had been in manifest error." (3:164)

Di sini Allah, mendahulukan 'to sanctify them' atau 'melakukan usaha tazkiyyah' terlebih dahulu berbanding mengajarkan al-kitab dan hikmah. Urutan ini sekali lagi Allah tekan kan di dalam 62:2 seperti yang kita lihat di awal tulisan ini.

Walaubagaimanapun, jelas di sini bahawa Allah meletakkan yang teratas sekali adalah 'to rehearse the signs of Allah' atau 'tilawah ayat-ayat Allah'. Ini jelas dalam ketiga-tiga ayat di atas.

Apa maksudnya mentilawah ayat ayat Allah?

Sayang sekali, di atas keterbatasan bahasa Malaysia, apabila kita berbicara mengenai tilawah ayat ayat Allah, lantas kita akan segera teringatkan amalan musabaqah al-Qur'an ataupun tilawah di bulan Ramadhan.

Adakah itu sebenarnya yang dimaksudkan dengan 'tilawah ayat ayat Allah'? Jadi apa maksudnya yang sebenar?

(bersambung .. insha Allah )

Prof Delp Made a Breakthrough


* gambar Purdue in front of Hovde Hall

Hmm .. one of our prof untuk class Senior Design kami masuk paper. Padan la kadang kadang ada mood swing, tension finalizing his research rupa rupa nya .. ehe.

:: Printers betray document secrets ::

Belasungkawa

My super super senior di KISAS, Mohd Zaki Ayub dan Nurul Hayati Bohari serta dua anak mereka meninggal dunia di Mesir pada 1 Ramadhan, Jumaat lepas. Mereka ditikam dan mayat mereka sekeluarga dibakar. Moga ruh mereka dicucuri rahmat, moga diletakkan dalam maqam syahid bi daf'i an-nafs wa al-maal. Buat Maryam dan Mu'az, kalian bakal terbang riang di syurga.

Terjemahan dari Al-Gomhuria
Penyiasat membongkar kes pembunuhan keluarga Malaysia selepas 12 jam

Warganegara Indonesia : Bersalah dalam pembunuhan Nasr City kerana perselisihan kewangan - membunuh dan membakar kawannya sekeluarga untuk menghilangkan kesan jenayahnya.

Pegawai Penyiasat daripada pejabat Am Penyiasatan, Kaherah telah berjaya membongkar kes pembunuhan sekeluarga rakyat Malaysia dalam masa 12 jam selepas kejadian. Keluarga tersebut terdiri daripada Mohd Zaki Ayob (27 tahun) mahasiswa tahun akhir Jabatan Syariah Islamiah Universiti al-Azhar, isterinya Nurul Hayati bt Bohari (27 tahun) suri rumah dan 2 orang anak mereka Maryam (4 tahun) dan Mu'az (setahun).

Mereka dijumpai hangus terbakar dan terdapat beberapa kesan tikaman didalam rumah sewa mereka di No 51, kawasan Perumahan Swisry Nasr City.Pihak siasatan polis mengenalpasti tertuduh yang membunuh keluarga tersebut ialah Darman Agustari (33 tahun) warganegara Indonesia pemilik sebuah restoran yang merupakan kawan kepada mangsa. Tertuduh melakukan jenayah tersebut dengan membunuh mangsa dengan menikam menggunakan pisau selepas berlaku perselisihan diantara keduanya dalam perkara yang berkaitan dengan perniagaan pertukaran wang asing. Kemudian tertuduh telah membunuh isteri mangsa sewaktu beliau cuba untuk meminta tolong kepada jiran yang lain. Tertuduh meletakkan 2 mangsa yang dibunuhnya tadi dalam bilik tidur bersebelahan dengan kedua-dua anak mereka yang menangis ketakutan.

Tertuduh juga melarikan sejumlah wang dan 2 telefon bimbit seterusnya menyalakan api untuk membakar 4 ahli keluarga tersebut untuk menghilangkan kesan-kesan pembunuhan lantas menutup pintu dan melarikan diri dalam keadaan tenang dengan harapan tiada seorang pun menyedari tindakannya.Pihak polis telah berjaya menangkap tertuduh dan dia telah mengaku bersalah dan menceritakan secara terperinci apa yang telah dilakukannya.

Kejadian kebakaran dapat dikesan pada jam 10 pagi hari Jumaat ketika penghuni blok bangunan tersebut iaitu No 51, kawasan Perumahan Swisry,Nasr City menyedari ada kepulan asap yang tebal keluar daripada rumah mangsa (Mohd Zaki Ayob). Semua yang melihat kejadian itu terkejut dan mendapati api sedang marak menyala daripada rumah mangsa.

Kebakaran berlaku dalam masa yang begitu pantas dan mereka tidak mampu memadamkannya dan tiada seorang pun tahu kewujudan mangsa dalam rumah tersebut pada waktu itu.

Penduduk kawasan perumahan tersebut segera melaporkan kejadian ini kepada pihak polis dan bomba, dan tidak lama kemudian 3 buah kereta bomba sampai di tempat kejadian lalu mereka mengambil tindakan pantas memadamkan kebakaran disamping menutup mematikan elektrik dan saliran gas di blok bangunan tersebut.

Pihak bomba dengan pantas berjaya mengawal api dengan bantuan penduduk setempat. Dan mereka terkejut apabila mendapati terdapat empat jasad keluarga mangsa hangus terbakar dalam bilik tidur rumah tersebut di samping wujudnya kesan-kesan darah di dalam rumah mangsa yang mengambarkan terdapatnya unsur-unsur pembunuhan telah berlaku dalam kejadian kebakaran tersebut.Tertuduh mengambil jalan membakar rumah mangsa untuk menyembunyikan jenayahnya.

Tikaman Pisau

Ketua Polis Bahagian Penyiasatan dan pihak yang bertanggungjawab sampai ke tempat kejadian telah membongkar kes pembunuhan tersebut berdasarkan bukti-bukti yang boleh membantu siasatan mereka di antaranya wujudnya beberapa kesan tikaman di dada, tengkuk dan muka mangsa.Begitu juga yang terdapat di jasad isterinya, begitu juga pembakaran jasad mereka sekeluarga. Mereka juga mendapati tiadanya sebarang kesan ceroboh di pintu rumah dan tingkap rumah sewa mangsa.Ini menyakinkan lagi bahawa pembunuh adalah seorang yang dikenali oleh mangsa dan dia adalah tetamu kepada mangsa.

Kejadian ini sampai ke pengetahuan Ketua Polis Nabil Azby pembantu Menteri Dalam Negeri bahagian keamanan Kaherah lalu mengarahkan agar pembentukan satu pasukan penyiasat yang diketuai oleh Ketua Pejabat Am Siasatan untuk menyelesaikan kes ini dan menangkap pembunuh.Mereka telah menyoalsiasat kawan-kawan mangsa daripada mahasiswa-mahasiswi Malaysia dan sesiapa sahaja yang selalu datang ke rumah mangsa. Pihak berwajib mendapat maklumat hasil soal jawab tersebut bahawa mangsa datang ke Mesir bersama isterinya lebih kurang 5 tahun yang lalu untuk belajar di Universiti al-Azhar dan mereka berdua menyewa sebuah rumah dan tinggal di situ dan Allah mengurniakan dua orang cahayamata sepanjang tempoh tersebut.Untuk mendapatkan pendapatan tambahan mangsa telah menyewa sebuah rumah untuk dijadikan restoran makanan Malaysia dan cyber cafe serta pada masa yang sama telah membeli sebuah motosikal.

Pembunuh dikenalpasti.

Hasil siasatan mendapati mangsa yang dibunuh telah melakukan urusan perniagaan pertukaran mata wang asing tanpa permit dengan rakannya Darman Agustari (33 tahun) warganegara Indonesia pemilik Restoran makanan Asia di kawasan perumahan yang sama yang telah bersembunyi selepas kejadian.

Pihak penyiasat polis melakukan usaha pencarian untuk menjejaki rakan mangsa yang berwarganegara Indonesia ini dan berjaya menangkap dalam salah sebuah hospital swasta di Mohandesin,Giza yang sedang mendapatkan rawatan hasil kecederaan ringan tangan kirinya.

Pada permulaannya, semasa sesi soal jawab dijalankan tertuduh berusaha untuk menafikan dan mendakwa bahawa dia tiada kaitan dengan kejadian tersebut.Namun dia tidak mampu menjawab soalan yang diajukan berkaitan dengan kecederaan yang dialaminya. Setelah ditekan dan diajukan soalan yang bertubi-tubi akhirnya dia mengakui bersalah melalukan jenayah tersebut sambil menangis dan menjerit-jerit. Tertuduh berulangkali mengatakan "Ya akulah yang membunuh kawan aku rakyat Malaysia dan ahli keluarganya dan aku juga telah membakar mangsa di rumah mereka".

Tertuduh mengaku

Sambil mengingati detik-detik pembunuhan tersebut tertuduh menyatakan bahawa dia telah pergi ke rumah rakannya(mangsa) pada jam 9 pagi 1 Ramadhan untuk mendapat persetujuan urusan tukaran mata wang asing sebanyak USD 16,000 mewakili seorang kawannya yang lain.

Dan ketika perbincangan berlaku perselisihan faham di antara kedua-duanya dan ia bertukar menjadi pergelutan yang menyebabkan mangsa mengambil pisau dari dapur dan menyebabkan kecederaan di tangan tertuduh. Lantas tertuduh melawan kembali dan mengambil pisau dari tangan mangsa lalu menikamnya beberapa kali.

Mangsa mati dalam keadaan berlumuran darah di badannya, tiba-tiba isteri mangsa menyedari kejadian tersebut lantas menjerit meminta tolong sejurus selepas keluar daripada bilik tidur. Lalu tertuduh memegang isteri mangsa dan menutup mulutnya sambil menikamnya dengan pisau.

Kemudian tertuduh menarik kedua-dua jasad mangsa suami isteri dan meletakkannya disebelah kedua-dua anak mereka yang sedang menangis ketakutan.Kemudian tertuduh menggeledah rumah mangsa dan menjumpai sejumlah wang sebanyak 44,000 pound Mesir dan 2 telefon bimbit lalu melarikannya. Dalam keadaan marah tertuduh mengambil tindakan membakar rumah sewa mangsa, kemudian dia pun keluar melarikan diri dengan sangkaan tiada seorang pun yang akan mengetahui tindakan jenayah yang dilakukan.Seolah-olah kematian mangsa disebabkan oleh kebakaran ketika mereka sekeluarga sedang tidur.Namun segala-galanya terbongkar selepas beberapa jam sahaja, kejadian tersebut telah menghantui tertuduh sehingga dia tidak dapat tidur dengan lena.

Tertuduh menyambung dengan mengatakan " Sekarang saya sangat sedih kerana membunuh keluarga mangsa yang tidak berdosa". Tertuduh juga mengatakan bahawa dia bertanggungjawab sepenuhnya dan sanggup menerima sebarang tindakan atas perbuatan jenayahnya dan akan menunjukan tempat terletaknya pisau serta kedudukan barang-barang yang diambilnya.Tertuduh ditahan oleh pihak berkuasa untuk siasatan lanjut.

Sumber : Al-Gomhuria 17/10/2004
Tulisan : Aiman as-Sibaie
Terjemahan : Anhar Opir

Ramadhan Kareem

Ramadhan Kareem buat semua! Bulan yang diturunkan padanya al-Qur'an. Semoga ia menjadi bulan al-Qur'an buat kita semua insha Allah.

* my most favourite qurra', Muhammad al-Barrak reciting surah al-Fatihah and al-Mulk [on the right side of the menu]

MAWAS RAKSAKSA & SI PEMAKAI TOPENG
OLEH FAISAL TEHRANI

TUAN presiden bermimpi ngeri, Michael Moore telah memenangi anugerah tertinggi di Pesta Filem Cannes. Kemudian David Letterman telah mengundang lelaki gemuk itu untuk mentertawakannya di dalam rancangan lewat malam. Letterman dan Moore telah memanggilnya mawas dan penonton pun ketawa bersama-sama. Perkataan itu dieja lambat-lambat untuk tujuan mengejek: M-A-W-A-S.


Apabila tuan presiden terjaga, separuh menjerit, separuh tersedak dia mengejutkan isterinya Laura. Laura buat seketika terpisat, membetulkan fesyen rambutnya supaya kekal anggun. Seperti wanita-wanita pertama yang setia, Laura pun memujuk suaminya supaya tidak terlalu takut. “Ala nama pun mimpi. Kita mengantuklah, nak tidur lagi.” Laura menguap.

Tuan Presiden menempik kuat, bingung juga bengang dengan reaksi selamba Laura. Tempikan itu menggegar seluruh Rumah Putih.

“Okaylah. Suka buat bising pagi-pagi tau. Mimpi apa sayang?” Laura bangun seraya membetulkan gaun tidur yang nipis. Perempuan itu berjalan gemalai semula ke tubir katil membawakan segelas susu segar dari peti sejuk kecil.

“Kenapa madu?” Tanya Laura lagi. Sedikit mendesak. “Tadi terpekik-pekik macam king kong.”

“Aku telah bermimpi menjadi mawas. Seekor mawas yang hodoh, mawas raksaksa yang terlalu agam dan terkeruk-keruk seperti beruk. Itu mimpi yang sangat ngeri sekali.”

Tuan presiden mengesat peluh di dahi, mengemaskan ikal rambut yang kucar dan menggetap bibir dari terus terketar. Susu itu disuakan. Tuan presiden mengesip-ngesipkan mata, menyambut susu dan meneguk terburu-buru. Tertumpah sedikit susu membasahi kain seluar di bahagian kelangkang.

“Sayang minumlah perlahan-lahan. Macam monyet…” Laura mengusap rambut suaminya sambil ketawa lembut-lembut. Tuan presiden menepis tangan Laura. Perkataan ‘monyet’ dan ‘king kong’ menyinggung perasaannya. Senyuman manis seperti madu dikuntumkan membuatkan tuan presiden hilang gamam untuk seketika.

Tuan presiden menghela nafas. Cuba bertenang.

“Suka sangat bila minum ke atau makan ke dengan gopoh. Dulu nyaris tak mati tercekik biskut.” Laura menggigit bibir bawah semacam geram. “Buat malu dengan Saddam dan Osama saja tau.”

Tuan presiden dilanda geram. “Mimpi itu ngeri sekali!” Kata tuan presiden lagi, meski meninggikan suara ia lebih bertujuan untuk menagih simpati isterinya.

Laura menyeluruhi tuan presiden. Memegang pipi suaminya, mengelus lembut dahi dan memicit dagu. Tuan presiden membiarkan. Jantung berdebar. Laura perlu mendengar. Mimpi itu seperti sesuatu yang benar.

Laura membulatkan mata, membiar retina mata bertentangan. “Sayang, kau memang seekor mawas. Mawas raksaksa. Kenapa pula perlu berasa ngeri?” Laura ketawa kecil, semacam menggoda.

Tuan presiden terjegil sedikit, minum susu lagi dengan gopoh. Laura masih menggulakan senyuman yang dirasai masih tawar. “Cuba suluh depan cermin tu.”

Tuan presiden bangun terburu-buru, berdiri di hadapan cermin dan menggeletar cemas, paluan jantungnya melaju, gigi atas bawah berlagaan dan lutut terasa amat lemah. Imej yang terpantul di cermin ialah seekor mawas, berbulu perang menutup seluruh muka, sepenuhnya, dalam pijama yang basah di celah kelangkangnya. Dia lihat seekor raksaksa yang buruk, hodoh, bibirnya tipis, hidung itu pesek secara amat memualkan dan matanya kesepetan.Presiden meraung, menjerit, melaung,meronta-ronta dan terasa pandangan semuanya gelap. Pengsan.

Apabila dia terjaga semula, dia di atas katil dengan Laura duduk mengesat air mata di sisi, anak-anak yang terkebil kebil, doktor khas mengangguk-angguk seolah bersyukur, paderi gendut yang melekapkan kitab di dada dan Ketua Majlis Keselamatan berkulit hitam tetapi masih mahu bergaun merah cili. Presiden menyeluruhi mereka satu persatu.

Dalam gagap, sedikit tersangkak dan nada haru dipekati sebak bersuara getar, “Kalian telah lama tahu yang aku seekor mawas?”

Laura mengesat air mata pilu. “Dah lama dah.”

Tuan presiden pejam mata, kecewa, benar, ia bukan mimpi. Dia harus mendepani hakikat ini. Dia ialah seekor mawas raksaksa. Memang rasa hampa amat menekan tetapi dia berusaha memujuk hati. Ini ialah satu hukuman barangkali. Kebimbangannya ialah pilihanraya yang sudah terlalu dekat.

Dia tidak akan dapat memenangi hati rakyat tentunya. Orang ramai tidak akan mahu mengundi seekor mawas, siamang, beruk, kera, monyet, chimpanzee, ungka atau babun sepertinya. Manusia tentu sahaja mahukan seorang manusia yang manusiawi memimpin mereka. Mawas tidak akan dapat keluar berkempen memenangi hati rakyat, ‘Celaka, konvensyen Republikan sudah amat hampir’, getus hatinya gusar.

Terlalu banyak yang berbuncah bergalau bersesak menyesakkan ruang di dalam cepu fikir. Bagaimana menjadi seorang presiden begini? Dia tidak akan dapat berucap lagi di hadapan televisyen meskipun berkali-kali kesasar menyebut nama penjara Abu Gharib sebagai abugebu atau abugebeh atau abugebi atau abubabi.

Dia tidak akan dapat keluar ke mana-mana pun, tidak dapat ke Capitol Hill, dia tidak akan dapat memenuhi undangan pertemuan pemimpin Nato di Istanbul bulan hadapan atau mendakap hangat si pendek gemuk dari Tel Aviv, dia tidak dapat muncul di khalayak – dalam erti kata lain dia tidak dapat buat satu apa pun!

Buat seketika tuan presiden menangis semau-maunya. Air mata itu berjujuhan. Pulas dia menangis puas-puas sehingga merah-merah biji mata. Ketua Majlis Keselamatan Negara berdehem setelah kira-kira satu jam dia melalak tersedu-sedan sambil berpeluk-pelukan dengan Laura dan anak-anak.

“Tuan, hidup mesti diteruskan. Meskipun tuan seekor mawas tetapi tuan memerintah dan memimpin sebuah kuasa besar dunia. Jangan malu. Buatlah muka tak malu. Tuan tidak sepatutnya segan atau terkedu. Meskipun tuan punya banyak bulu, tuan tetap seorang presiden. Marilah bekerja terus untuk menguasai dunia ini sehingga tidak ada seinci pun yang tidak akan tunduk kepada kita. Tuan presiden, tuan tidak boleh berasa rendah diri. Lawan tuan dari parti Demokrat yang bernama John Kerry itu bukanlah hebat sangat.” Perempuan kulit hitam, bergigi besar dengan pakaian serba merah (warna cili) mengeluarkan ucapan yang berapi-api hingga tempias air liurnya berhujanan rebas menimpa muka tuan presiden yang masih mengugu kesedihan.

Tuan presiden seolah-olah menerima satu pencerahan yang penuh tanggungjawab lalu menyerap setiap kata-kata Ketua Majlis Keselamatan Negara. Dia berasa terpanggil untuk bangkit dari rasa rendah diri. Dia penah menjadi tukang sorak semasa di sekolah menengah, dia harus bangun dan kembali bersemangat. Maka tuan presiden pun keluar dari gebar tebal, berdiri di hadapan cermin.

“Betul, meskipun aku seekor mawas. Aku seekor mawas yang memimpin sebuah kuasa besar dunia. Sesiapa sahaja di dunia akan kecut perut mendengar namaku, aku berhak melabel sesiapa sahaja sebagai raksaksa…”

Laura mendekati suami. “Benar sayang. Abang bukan mawas raksaksa…orang lain sebenarnya mawas raksaksa…abang boleh tuduh siapa sahaja mawas, kabinet abang boleh membantu sepenuhnya. Manusia pun boleh abang katakan mawas kerana kuasa menuduh itu ada pada abang.”

Tuan presiden mengangguk. Mengemas-ngemas pijamanya, menyikat rambut ke belakang dengan tangan. “Betul…sekarang apa yang harus aku lakukan?”

Bertitik tolak dari pertanyaan itulah. Beberapa bulan kemudian dia menjadi kembali kuat dan ada keyakinan diri. Spin doctor juga cuba membantu. Peduli apa kalau aku seekor mawas pun? Pertanyaan keramat itu juga telah membolehkan tuan presiden memberanikan diri keluar di khalayak ramai untuk berucap secara siaran langsung kemudiannya: “Meskipun saya seekor mawas tetapi ada mawas lain yang mesti dibanteras!”

John Kerry yang berwajah manusia telah menuduhnya mawas yang sukakan perang. ‘Mawas dari parti Republikan memang sukakan perang. Jika saya dilantik sebagai pemimpin saya akan memanusiakan kembali semua ini. Saya akan bekerja rapat dengan Kyoto Protocol. Saya akan memperbaharui semula hubungan dan menghormati orang lain dan tidak akan sesuka hati lag menuduh sesiapa yang dikehendaki sebagai mawas.’

Tuan presiden sangat marah, tidakkah rakyat negara yang hebat ini tahu, atau tidakkah seluruh dunia tahu (khususnya bangsa Arab) bahawa parti Demokratlah parti mawas siamang ungka dan parti beruk yang paling hebat? Parti Demokrat ialah parti perang. Dalam perang Mexico, presiden James K Polk, ahli Demokratlah yang melancarkan perang. Perang dunia, kedua-duanya, dikerah oleh presiden dari parti Demokrat. Perang dingin, perang Korea dan perang Vietnam dicetuskan oleh presiden dari Demokrat. Krisis misil Cuba dimulakan oleh Presiden John F Kenndey juga seorang Demokrat. Bill Clinton yang menceroboh masuk Bosnia Herzegovina dan Kosovo tanpa mandat Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu juga dari Demokrat. Bill Clinton juga menyerang kilang susu di Khartoum Sudan dan kemudian menuduh ia sebuah kilang membuat senjata pemusnah besar-besaran. 22 perang besar dan kecil dimulakan oleh Demokrat. Republikan hanya memulakan tiga. Perang membebaskan Kuwait, perang ke atas Taliban di Afghanistan dan perang di Iraq sekarang.

Tiga sahaja. Siapa mawas perang?

Akan tetapi rakyat tidak makan hujahnya, bangsa-bangsa lain di dunia lebih menaruh harapan pada John Kerry. Dia manusia. Dia akan bawa perubahan, arghh kononnya!
Tuan presiden sekarang ialah seekor mawas. Mawas bukan manusia. Mawas tidak boleh memimpin manusia.

Tetapi dia menerima nasib seperti bapa mawas. Dia kalah. Beberapa bulan kemudian, John Kerry memenangi pilihanraya dan dia amat kecil hati kerana ditewaskan dengan tipis sekali. Dia pulang ke kampungnya di Texas sambil memujuk hati, meskipun dia mawas, dia adalah mawas yang bertanggungjawab dan hebat dalam mempertahankan negaranya dari serangan pengganas. Itulah yang dia semat di hati.

Pada pagi John Kerry mengangkat sumpah sebagai tuan presiden baru, di hadapan cermin, dia membetulkan tuxedo dan merapikan rambutnya. Teresa, isterinya datang dekat membawakan topeng. “Jangan lupa mengenakan topeng ini. Manusia dan seluruh dunia tidak perlu tahu yang awak seekor mawas sehingga tiba masanya nanti.”
John Kerry tersenyum simpul, mengucup dahi isterinya dan bersuara lembut. “Terima kasih sayang. Benar mawas yang bijak ialah mawas yang bertopeng. Kita tentu tidak mahu orang berasa takut awal-awal lagi bukan?”

Mawas bertopeng melangkah keluar dan bertekad untuk memimpin manusia. Dalam hati tersedik, ‘Fuhh alangkah bodohnya dunia!’

Cerpen ini tersiar di Mingguan Malaysia pada 11 Julai 2004

Ramadan Warriors
By Muhammad Al-Shareef

Sahl ibn Sa'd - radi Allahu 'anhu - narrates that An-Nabee - sal Allahu alayhi wa sallam - said, "In Jannah there is a gate called Ar-Rayyan, a door which the Saa'imoon will enter from, no one else except them. It will be announced, 'Where are the Saa'imoon?' and the Saa'imoon will stand. No one except them will enter from the Rayyan gate."

Have you ever heard of a weekend warrior? They are employees who sit in cubicles and relax at a coffee station weighed down with donuts all week long. Then on the weekend they rip off their suits bearing their Reebok gear underneath and spend the entire weekend playing basketball, hang gliding, and mountain climbing. What happens? They break their knees, pull a dozen muscles, and are hospitalized on Monday.

This is in relation to the physical body. But there are people that should be known as Ramadan warriors. They are those that haven't fasted all year long and then shock their bodies with a whole month. Or haven't prayed in the Masjid or haven't woken up to pray in the night all year long. What happens to them? As one Muslim doctor said, "In normal days, we have about 5 - 7 patients a day. On the first day of Ramadan,the patients increase to over 50!"

Ramadan warriors were rare in our Islamic history. To illustrate, let's all remember where we were at the beginning of Safar - corresponding this year to the second week of May. We were probably praying for work to end, or just finished up with exams, or looking through brochures for a holiday getaway.

Interestingly, if we were sitting beside a taabi'ee over a thousand years ago in a simple Masjid, we would have heard him raising his hands asking Allah to grant him the blessing of being around when a guest comes, a guest called Ramadan!

There are different ways that we can 'warm up' for Ramadan. One of those ways is by increasing the frequency of our Du'a:

Allah ta'ala says in the Qur'an ... the verse before it is talking about Ramadan and the verse after it is speaking about Ramadan, and right in the middle we read: [And when My servants ask you, (O Muhammad), concerning Me - Indeed I am near. I respond to the invocation of the supplicant when he calls upon Me. So let them respond to Me (by obedience) and believe in Me that they may be guided.]

- Surah Al Baqarah 2/186

Every goodness on earth is from Allah. And one of the most exclusive blessings is Ramadan. So let us ask the Lord of Ramadan to help us find His Mercy in the coming days.

Last year, we gave a khutbah here on Hajj entitled 'The Call of Ibraheem'. A brother just a few weeks ago told me that during that Khutbah he raised his hands to Allah and asked Allah to find him a way to make Hajj. He said that he had no money to make the trip, but that night more then one brother approached him with the offer, "Brother we have a Hajj program for new Muslims, would you like to come!" Alhamdulillah, that brother made Hajj last year from a Du'a that came straight from the heart - in sha' Allah.

The early generations of the Ummah used to make Du'a 6 months after Ramadan that Allah accept their deeds in Ramadan. And for the next 6 months, they would make du'a to Allah to grant them the blessing of being alive in the coming Ramadan.

Cleanliness - Whenever a guest comes, we prepare in advance for his arrival by vacuuming the carpet, dusting the shelves, and scrubbing the sinks. We should do this for our guest called Ramadan. But the scrubbing should not just be of our physical surroundings, it should include the scrubbing of our sins.

Listen to the words of an-Nabee - sal Allahu alayhi wa sallam - speaking about those people that don't want to clean up for Ramadan, "Whoever doesn't desist from speaking falsehood and acting upon it, Allah has no need that he desist from his food and drink." - Bukhari

Fasting in Sha'baan (this Month that we are now in) - The biggest downfall of the weekend warriors was that they were not properly warmed up for the exercise which caused the injuries. Similarily, when Fasting, some people only do it once a year making their bodies very foreign to going without food and drink.

From here we see the following Sunnah: Umm Al-Mu'mineen Aisha - radiAllahu 'anha - observes, "Allah's Messenger never fasted an entire month other than Ramadan and I haven't seen him fast more than he did in Sha'baan."

A poet said: Oh ye who isn't satisfied with his sins in Rajab / so much so that you continued disobedience in Sha'baan / The month of fasting has now come upon you / so do not convert it also to a month of disobedience.

Part II
When we look at the celebrations, 'the holy days' of this country, we see that they put all their time and effort and spirit in preparation. I tell you, go to any store outside this Masjid and you will see preparations of Candy Canes, red and green bouquets, even Eggnog all in the wait for the annual celebration of the birth - as they falsely claim- of Prophet 'Esa (alayhis salam.) They are preparing for their falsehood almost 2 months in advance! One of the ways to prepare for Ramadan is to educate ourselves in the Fiqh of Ramadan. Alhamdulillah - sitting in this Masjid today are many brothers and sisters for whom this will be their first Ramadan. Allahu Akbar! May Allah accept it from them and allow them and us to share in the blessing of Ramadan for many years to come. Let us briefly review what fasting is:

Fasting Ramadan is not optional - it is a must. The evidence for this is found in the Qur'aan and Sunnah. Allaah says (interpretation of the meaning):

"O you who believe! Observing al-sawn (the fasting) is prescribed for you as it was prescribed for those before you, that you may become al-muttaqoon (the pious)." [al-Baqarah 2:183]

The Prophet said: "Islam is built on five [pillars]..." among which he mentioned fasting in Ramadaan. - Bukhari

The Arabic word for fasting is Sawm. In Arabic it literally means to abstain from something. And in Islamic Law it is to abstain from those things that break the fast starting from dawn (Fajr Prayer) and ending with sunset (Maghrib prayer) having first made the intention to do so.

The things which break ones Fast, the things which he or she must abstain from from dawn to sunset are as follows:

(a) Eating and Drinking

(b) Marital Relations

These apply if 3 conditions are met (1) That the person is not ignorant that this thing breaks ones fast (2) That he is aware that he is doing something that breaks his fast (meaning he did not do so in forgetfulness) (3) He does so out of his free will and no one forced him to break his fast.

In conclusion, as the month of Ramadan draws nearer, we should prepare for this special guest by preparing a Ramadan program *Operation: Valuable Time* in our homes and at our Masjids. The program should in sha' Allah include:

1. Locked times of the day when we will consistently recite Qur'an, learning it's meanings and memorizing new Sur'ahs.

2. Something useful for the time before Taraweeh prayers and the time after Taraweeh. And how to increase our worship in the last ten nights - i.e. what will we do extra.

3. We should make sure that there are days of this month when we feed people. Bring dates or milk to the Masjid for Maghrib. Invite people over to have dinner with your family. Organize a dinner in the Masjid and invite people that don't normally get invited because they are new. Take care of the New Muslims in your community and for the sake of Allah ta'ala make their Ramadan special.

4. Make the intention to double and triple the amount of Sadaqah we give, the worship we normally do, the Dhikr we do, and the deeds that'll help us purify our souls, etc.

And finally, for those that can afford it plan a Umrah to the Ka'bah in Ramadan!

After returning from the farewell Hajj, Rasul Allah - sal Allahu alayhi wa sallam - saw an Ansari women who had not made the Hajj. He asked her, "What kept you back from joining in the Hajj?" She said, "We had a camel that we used to ride which Abu Fulan and his son went on, and another we used for farming." So Rasul Allah - sal Allahu alayhi wa
sallam - said, "Verily, Umrah in Ramadan is the same (reward) as performing Hajj with me!" - Bukhari and Muslim

Source: Khutbah.com

It's a Land to Humble the Soul



pssstt .. i posted some new pictures up ^_^

Semerbak Haruman Ikhlas

Antum ingin merasai betapa manisnya menghirup haruman ikhlas? Dipersilahkan saban hari, atau paling kurang sepekan sekali .. melawati laman orang orang soleh :

http://risvya.blogspot.com/
http://helvytianarosa.com/dyna/catatan/default.asp

nahsabuhum kazalik, wala nuzakki 'ala Allahi ahada.

* posting dialih bahasa ke bahasa indonesia agar bersesuaian dengan link di atas.

.. to forgive and forget
to stop giving yourself excuses ..

Forgive and Forget Not .. But Give Excuses

The Taste and The Weather.

When a relationship turns sour, people say let's just forgive and forget.

Yes, I know it's hard and tough. At times it's harder than a rock and tougher than steel.

So I say, let's stop doing that. But instead, let's forgive and forget not. For to forgive is divine, and to forget not creates a sunshine. It lights the path, to cease us from falling into the same hole twice.

For only the one who remembers the dark stormy days in the winter would appreciate the warmth of the blazing sunshine on a bright summer day. And the one who has just tasted bitterness, would appreciate more that taste of sweetness.

Flip and Flop

Things flip and flop.

And at times it flops, and flops, and keeps on flopping. Tired of getting ourself out from the mess by covering it up with our excuses?

Instead, let's put our skills of excuse-making somewhere else. Give it to someone who is more in need of it than we are.

For when our brother(s) or sister(s) do something which is wrong or unacceptable, create an excuse for them. If that excuse doesn't work, create another one, and another, and another.

Maybe he/she just didn't know ..
or maybe he/she wasn't aware of it ..
or maybe he/she didn't remember at that time ..
or maybe he/she just had a really bad day ..
or maybe he/she was brought up that way .. etc.

If those excuses still doesn't work, then we should scold our own self. For our beloved mu'allim s.a.w. taught us to make 70 excuses for our brother(s) and sister(s). But we only came up with less than twenty? Shame on ourselves.

If we have created 70 excuses, yet in our heart there still remains a feeling of uncontent, then we should weep for ourselves. For there's a possibility our heart is on the verge of dying or has a fatal permanent disease.

Weep. And pray that Allah gives us another heart.

* bismillahi awwaluhu wa aakhiruhu *